YLBHI.LBHManado – Aksi penolakan reklamasi pantai Manado Utara semakin bertamba. Ini adalah bukti yang akhirnya menjelaskan bahwa generasi hari ini tidak diam terhadap penindasan. Dengan semangat juang untuk keselamatan lingkungan dan perekonomian masyarakat, Aliansi Masyarakat Tolak Reklamasi Manado Utara menyambangi pulau Bunaken dan menggelar konsolidasi bersama terkait masalah reklamasi pantai yang pada akhirnya akan berimbas pada masyarakat yang berada disana. Pertemuan ini digelar pada Sabtu, (1/6/2024).
Four Sister’s Home Stay menjadi tempat pilihan dihelatnya diskusi kritis ini. Berbagai pertimbangan muncul tak kala warga pulau Bunaken menyinggung soal bahaya kerusakan lingkungan yang erat kaitannya dengan pariwisata taman laut disana. Selain itu, jika proses reklamasi terus berlangsung akan menyebabkan kerugian yang besar bagi warga. Masalah jangka panjang juga dapat terjadi, misalnya risiko banjir dan terjadinya erosi.
Ruang hidup yang sementara dibabat oleh PT Manado Utara Perkasa (MUP) ini, secara tegas ditolak oleh warga Bunaken. Arjuna Langitan, menjelaskan terkait masalah kerusakan lingkungan serta terganggunya perekonomian masyarakat di pulau.
“Ada dampak lain selain sedimentasi. Kita merasakan dampak semakin masif dalam arti ini adalah promosi yang tidak baik bagi perkembangan pariwisata Sulawesi Utara (Sulut). Kalu ini reklamasi berlanjut, memang akan merusak taman bawah laut. Disinikan ada soft coral deng masif coral dan fisibilitas atau pandangan itu akan lebih berkurang. Lima pulau di wilayah ini memang dianugerahi karang yang bagus, tetapi kemudian dari daratan terus dirusak, ini akan berdampak sangat negatif untuk kedepannya,” tutur Instruktur dive Taman Laut Bunaken.
Dari hasil pertemuan ini, masyarakat di pulau Bunaken, Manado Tua dan Siladen menyatakan bergabung bersama Aliansi Masyarakat Tolak Reklamasi Manado Utara dan siap terlibat dalam gerakan perjuangan. Turut hadir juga aktivis lingkungan, Lembaga Swadaya Masyarakat, PMII Cabang Metro Manado dan Lembaga bantuan Hukum (LBH) Manado.